NU CARE LAZISNU Kulon Progo lakukan Peletakan Batu Pertama untuk Pembangunan Pesantren Lansia

KULON PROGO – NU CARE LAZISNU Kulon Progo melaksanakan acara peletakan batu pertama, yang menandai awal berdirinya sebuah pesantren lansia di area Masjid Gede Wongsokarto, Terbah, Wates pada Sabtu (04/10/2025).
Peletakan batu pertama secara simbolis dilakukan oleh H. Fahrudin, S.Ag. sebagai perwakilan Pengurus Cabang NU Kulon Progo dan Aris Muh Sadzili, S.Th.I selaku Ketua Lazisnu Kulon Progo, serta ketua Tanfidziyah MWC NU Wates dan Pengasih.
Selain itu, turut hadir pula Bapak Sutrisna, S.Sos selaku Panewu Kapanewon Wates dan perwakilan dari Kemenag Kulon Progo yang diwakili oleh bapak Mukhlisin Purnomo, S.Th.I., M.Pd.I., serta perwakilan dari KUA Wates, Koramil, Polsek, Lurah sekaligus RW setempat.
Kegiatan ini dihadiri dan disaksikan oleh warga masyarakat, termasuk para lansia di wilayah setempat. Selain peletakan batu pertama, acara dirangkaikan dengan simaan al-qur’an, mujahadah, dan pengajian yang dilakukan rutin setiap sabtu wage.
Pembangunan pesantren ini termasuk pesantren lansia pertama yang ada di Kulon Progo. Dengan luas mencapai ± 1500 m2, dirancang untuk menjadi pusat pembelajaran para lansia dalam memenuhi kebutuhan spiritual keagamaan dan intelektual sebagai bekal kehidupan selanjutnya.
Pemerintah daerah setempat sangat mengapresiasi adanya pesantren lansia ini. Hal itu disampaikan oleh bapak Sutrisna selaku Panewu Kapanewon Wates, dalam wawancara pada Sabtu (04/10).
“Kami mengapresiasi kegiatan ini (pembangunan pesantren lansia) dan kami berharap pembangunan pesantren bisa terlaksana dengan baik. Mulai dari awal pembangunan hingga nanti beroperasi. Kami rasa ini hal yang baru dan gagasan yang luar biasa di tengah perkembangan zaman. Adanya pesantren lansia ini tentu sangat berguna untuk para lansia agar bisa menambah pengetahuan keagamaan untuk bekal kedepannya,” pungkasnya.
Ia juga berpesan agar eksistensi pesantren lansia ini tetap utuh, tidak menjadi kesempatan lain bagi anak-anak yang abai dalam merawat dan mengurus orang tuanya.
“Jangan sampai pesantren ini hanya sebagai salah satu jalan untuk tidak bisa merawat orang tua karena orang tua adalah kewajiban kita (anak-anak) untuk merawat dengan sebaik-baiknya,” tambahnya.
Kontributor: Binti Handewi